Risiko dan keterbatasan penggunaan chatbot AI dalam trading
Ketergantungan berlebihan pada teknologi
Salah satu risiko terbesar menggunakan chatbot AI dalam trading adalah ketergantungan berlebihan pada teknologi.
Masalah teknis dan gangguan
Risiko lain adalah masalah teknis dan gangguan yang dapat memengaruhi akurasi dan keandalan.
Ketersediaan data yang andal terbatas
Chatbot bergantung pada data untuk menghasilkan wawasan dan rekomendasi, dan ketersediaan data yang andal bisa menjadi tantangan di beberapa pasar.
Kekhawatiran privasi dan keamanan
Terakhir, ada kekhawatiran privasi dan keamanan terkait penggunaan chatbot AI dalam trading. Trader harus memastikan akun trading dan informasi pribadinya aman.
Pengingat regulasi dan kepatuhan:
Periksa aturan broker Anda tentang otomatisasi sebelum menghubungkan bot atau skrip.
Hanya gunakan sumber data dan API yang disetujui dari broker atau bursa Anda.
Ikuti undang-undang setempat dan persyaratan lisensi yang berlaku untuk aktivitas trading Anda.
Tinjau dan hormati ketentuan layanan platform sebelum menjalankan strategi otomatis.
Checklist keamanan dan perlindungan data:

– Gunakan API key mode read-only.
– Pisahkan akun demo dan live untuk menghindari kesalahan.
– Jangan menempelkan data pribadi atau keuangan ke dalam chat.
– Aktifkan 2FA dan cabut izin yang tidak dipakai.
Bagaimana analis FBS menggunakan chatbot AI?
Analis FBS, seperti halnya klien FBS, terus berkembang setiap hari dan berusaha meningkatkan keterampilan dan hasil trading. Berikut adalah tiga wawasan yang bisa membuat perbedaan nyata saat Anda trading.
1. Buat strategi trading
Misalkan Anda memiliki dua indikator favorit, tetapi perlu tahu cara menggabungkannya menjadi strategi trading. ChatGPT dapat menyelesaikan masalah ini.
Berikut adalah dialognya:
Analis FBS: Hai, chat! Tolong berikan contoh strategi trading yang mengombinasikan MA 200-periode dan RSI.
ChatGPT: Tentu, berikut adalah contoh strategi trading yang menggabungkan moving average (MA) 200-periode dan Relative Strength Index (RSI):
Identifikasi tren menggunakan MA 200-periode. Tren bullish jika harga berada di atas MA 200-periode. Tren dianggap bearish jika harga berada di bawah MA 200-periode.
Gunakan RSI untuk mengonfirmasi kondisi overbought atau oversold. Bacaan RSI di atas 70 menunjukkan kondisi overbought, sedangkan di bawah 30 menunjukkan kondisi oversold.
Cari sinyal bullish ketika tren bullish dan RSI dalam kondisi oversold. Sinyal bullish dihasilkan ketika harga menembus MA 200-periode ke atas dan RSI di bawah 30, menunjukkan potensi pembalikan tren.
Cari sinyal bearish ketika tren bearish dan RSI dalam kondisi overbought. Sinyal bearish dihasilkan ketika harga menembus di bawah MA 200-periode dan RSI di atas 70, menunjukkan potensi pembalikan tren.
Gunakan order stop-loss untuk membatasi kerugian jika trade berlawanan dengan Anda.
Gunakan target profit untuk mengambil keuntungan ketika trade bergerak sesuai harapan Anda.
Analis FBS: Di mana saya harus menempatkan stop loss menggunakan strategi ini?
ChatGPT: Penempatan stop loss menggunakan strategi ini akan bergantung pada toleransi risiko Anda, volatilitas pasar, dan tujuan trading. Umumnya, stop loss ditempatkan di bawah swing low terbaru pada trade bullish dan di atas swing high terbaru pada trade bearish. Ini membantu membatasi kerugian jika pasar bergerak melawan posisi Anda.
Dalam kasus strategi ini, jika Anda melakukan long setelah sinyal bullish dihasilkan, Anda bisa menempatkan stop loss di bawah swing low terbaru atau di bawah MA 200-periode, tergantung mana yang lebih rendah. Jika melakukan short setelah sinyal bearish dihasilkan, Anda bisa menempatkan stop loss di atas swing high terbaru atau di atas MA 200-periode, tergantung mana yang lebih tinggi.
Menarik, bukan?