• 11 Dec 2024
  • Strategi

Apa itu Portofolio Investasi dan Bagaimana Cara Membuatnya?

1200x675_cover_EN (3).png

Membuat portofolio investasi adalah langkah penting dalam perjalanan investasi setiap orang. Portofolio yang terdiversifikasi adalah langkah pertama menuju keamanan dan pertumbuhan finansial. Dalam artikel ini, Anda akan mempelajari cara membuatnya.

Apa itu portofolio investasi?

Portofolio investasi — alat yang harus dimiliki untuk mencapai tujuan keuangan — terdiri dari semua aset yang Anda miliki. Portofolio ini biasanya terdiri dari berbagai jenis aset, seperti obligasi, saham, ETF, uang tunai dan aset setara uang tunai, dan lainnya.

Semua investor memiliki tujuan yang berbeda, jadi tidak ada dua portofolio yang sama. Setiap portofolio harus mencerminkan toleransi risiko, tujuan investasi, dan jangka waktu pemiliknya. Sebagai contoh, investor yang menabung untuk masa pensiun mungkin berfokus pada aset jangka panjang, seperti saham, sementara orang yang konservatif mungkin lebih memilih obligasi yang memberikan stabilitas.

Mengelola portofolio

Strategi investasi yang seimbang adalah kunci keberhasilan portofolio. Pertimbangkan untuk mengambil langkah-langkah berikut saat membangun portofolio Anda.

  1. Tentukan tujuan Anda. Apakah Anda menabung untuk masa pensiun atau membeli rumah? Tujuan yang berbeda menuntut jangka waktu yang berbeda pula, jadi tentukan kerangka waktu untuk setiap tujuan.

  2. Diversifikasikan aset Anda. Ini adalah salah satu strategi terbaik dan paling sering berhasil dalam melindungi diri Anda dari kerugian. Sebarkan uang Anda di berbagai kelas aset, serta di setiap kategori.

  3. Kaji toleransi risiko Anda — risiko apa yang nyaman bagi Anda?

  4. Jangan meremehkan penyeimbangan kembali portofolio Anda. Seiring waktu, beberapa investasi dapat tumbuh lebih besar daripada yang lain, jadi seimbangkan kembali aset Anda untuk mempertahankan alokasi target.

  5. Jika perlu, carilah saran profesional. Penasihat keuangan dapat membantu merancang dan mengelola portofolio yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

Kelola investasi Anda dengan mudah di FBS — mulai sekarang!

Mulai sekarang

Komponen portofolio

Diversifikasi adalah kunci keberhasilan investasi. Portofolio yang terdiversifikasi dengan baik biasanya mencakup campuran saham, obligasi, dan investasi alternatif, masing-masing bekerja secara seimbang untuk mengelola risiko dan mencapai tujuan investasi yang Anda tetapkan.

SahamObligasiInvestasi alternatif
Saham mewakili kepemilikan saham di sebuah perusahaan dan umumnya berisiko tinggi. Saham memberikan potensi pertumbuhan melalui apresiasi modal, dan terkadang (tetapi tidak selalu) pendapatan dividen. Jika Anda tertarik dengan aset dengan tingkat pengembalian lebih tinggi, pertimbangkan saham blue-chip, saham pertumbuhan, dan saham dividen.Obligasi sering kali berfungsi sebagai penyeimbang saham atau sekuritas berisiko lainnya. Obligasi adalah instrumen utang yang diterbitkan pemerintah, pemerintah kota, atau perusahaan untuk meningkatkan modal. Jika fokus Anda adalah stabilitas dan pendapatan tetap, obligasi pemerintah atau korporasi adalah pilihan terbaik.Real estat, komoditas, ekuitas swasta, dan dana lindung nilai adalah investasi alternatif. Investasi ini kurang likuid, tetapi cocok untuk lindung nilai terhadap inflasi. Jika dikombinasikan dengan aset tradisional, seperti obligasi atau saham, aset-aset ini memberikan diversifikasi yang diperlukan untuk portofolio.

Jenis portofolio investasi

1200x675_1_EN.png

Ada berbagai jenis portofolio investasi, masing-masing memiliki tujuan yang berbeda dan berfokus pada aspek keuangan yang berbeda. Ada dua strategi utama: agresif dan defensif. Strategi agresif bertujuan untuk memaksimalkan imbal hasil dengan mengambil risiko yang lebih tinggi, sering kali dengan berinvestasi di aset yang memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi. Investor yang menerapkan strategi ini mungkin menyukai aset jangka panjang, seperti saham atau aset spekulatif. Strategi defensif berfokus pada penghematan uang dan memastikan pengembalian yang stabil, dengan penekanan yang lebih rendah pada pertumbuhan yang tinggi. Orang yang menyukai strategi ini mungkin menghindari aset yang sangat tidak stabil dan berusaha melindungi diri dari penurunan pasar. Tentu saja, ada berbagai macam strategi yang memadukan elemen-elemen dari kedua pendekatan tersebut.

Pendekatan portofolio campuran

Inilah contoh keseimbangan yang sempurna. Portofolio campuran adalah bauran aset untuk seseorang yang bertujuan untuk pertumbuhan, pendapatan, dan stabilitas. Pendekatan campuran menggabungkan elemen-elemen strategi agresif dan defensif. Pendekatan ini mencakup saham yang memberikan potensi pertumbuhan, sambil tetap memberi alokasi ke obligasi, uang tunai, atau aset berisiko rendah lainnya untuk memastikan pendapatan yang konsisten. Sebagai contoh, strategi ini dapat terdiri dari 50% ekuitas (saham dari berbagai sektor atau reksa dana indeks), 30% obligasi (pemerintah atau korporasi), dan 20% aset setara kas atau investasi alternatif, seperti real estat. Ini adalah keputusan yang optimal jika Anda mencari keseimbangan antara risiko dan hasil serta siap untuk berinvestasi di aset jangka menengah dan panjang.

Portofolio saham agresif

Jika Anda adalah tipe investor yang “all in” dan berkonsentrasi pada pertumbuhan laba, Anda mungkin ingin berinvestasi pada saham-saham dengan pertumbuhan tinggi yang memberikan imbal hasil tinggi. Namun, bersiaplah menghadapi volatilitas dan risiko yang signifikan. Portofolio saham yang agresif dapat mencakup saham-saham teknologi, bioteknologi, atau sektor inovatif lainnya dengan alokasi minimal atau tanpa alokasi ke obligasi atau aset defensif. Ini bisa terlihat seperti ini: 90% saham yang berorientasi pada pertumbuhan dan 10% aset spekulatif (misalnya, mata uang kripto).

Portofolio saham defensif

Investor konservatif sering kali memilih membangun portofolio saham defensif, yang terdiri dari saham bervolatilitas rendah, saham dengan riwayat pertumbuhan dividen yang konsisten, dan obligasi sebagai pengaman tambahan. Tujuannya adalah meminimalkan risiko. Portofolio saham defensif dapat terdiri dari 60% saham (saham blue-chip atau saham yang membayar dividen), 30% obligasi, dan 10% uang tunai atau yang setara — campuran yang memastikan stabilitas dan imbal hasil yang konsisten.

Portofolio saham yang berfokus pada pendapatan

Portofolio saham yang berfokus pada pendapatan dirancang untuk menghasilkan pendapatan yang stabil, terutama melalui saham-saham yang membayar dividen dan investasi yang menghasilkan pendapatan lainnya. Strategi ini cocok untuk investor yang memprioritaskan pengembalian yang dapat diandalkan, bukan apresiasi modal, sering kali selama masa pensiun ketika pendapatan dari investasi perlu menggantikan pendapatan yang diperoleh. Ini adalah perbedaan utama antara saham agresif dan portofolio saham yang berfokus pada pendapatan: dalam kasus terakhir, investor mencari arus kas reguler, bukan pertumbuhan modal.

Portofolio saham yang berfokus pada pendapatan biasanya mencakup saham dividen, DIRE, dan saham preferen dengan penekanan pada hasil dividen yang tinggi dan apresiasi modal yang rendah. Portofolio ini juga dapat mencakup beberapa sekuritas pendapatan tetap untuk diversifikasi.

Misalnya, Anda dapat memasukkan 70% saham (dividen tinggi atau DIRE), 20% obligasi, dan 10% uang tunai atau aset setara ke dalam portofolio jenis ini.

Portofolio saham spekulatif

Portofolio saham spekulatif dapat menawarkan imbal hasil yang tinggi — termasuk saham dengan potensi pertumbuhan eksponensial — tetapi Anda harus menyadari bahwa portofolio ini sangat berisiko.

Oleh karena portofolio ini berfokus pada imbal hasil yang lebih tinggi, diversifikasinya minimal. Jenis portofolio ini dapat terdiri dari saham berkapitalisasi kecil, perusahaan rintisan, IPO, mata uang kripto, dan saham pasar negara berkembang.

Anda dapat membandingkan berbagai jenis portofolio menggunakan tabel di bawah ini.

Jenis portofolio

Tingkat risiko

Fokus

Alokasi aset yang umum

Portofolio campuran

Rata-rata

Keseimbangan antara pertumbuhan, pendapatan, stabilitas

50–70% saham yang terdiversifikasi

Portofolio saham yang agresif

Tinggi

Potensi pertumbuhan tinggi

80–90% saham yang berorientasi pada pertumbuhan

Portofolio saham defensif

Rendah hingga rata-rata

Stabilitas dan dividen

50–60% saham blue-chip

Portofolio saham yang berfokus pada pendapatan

Rendah hingga rata-rata

Pendapatan dividen

70% saham yang membayar dividen

Portofolio saham spekulatif

Sangat tinggi

Menawarkan imbalan tinggi dengan risiko tinggi

70–100% saham spekulatif

Jangka waktu investasi dan alokasi portofolio

Jangka waktu yang dimaksud adalah waktu yang direncanakan investor untuk memegang investasi sebelum menarik uangnya. Ini adalah faktor penting dalam menentukan strategi investasi karena tingkat risiko yang dapat diambil investor dan jenis aset yang harus dipertimbangkan bergantung padanya.

  • Jangka waktu yang pendek biasanya kurang dari 3 tahun. Ini cocok untuk investasi berisiko rendah, seperti uang tunai, reksa dana pasar uang, atau obligasi jangka pendek.

  • Jangka waktu menengah adalah sekitar 3 hingga 10 tahun. Anda dapat mempertimbangkan bauran investasi berisiko sedang, seperti reksa dana campuran atau obligasi korporasi.

  • Jangka waktu yang panjang adalah 10 tahun atau lebih. Ini memungkinkan investasi di saham atau real estat (investasi berisiko lebih tinggi), karena ada lebih banyak waktu untuk pulih dari fluktuasi pasar.

Toleransi risiko dan strategi portofolio

1200x675_2_EN.png

Berapa besar tolernasi Anda terhadap risiko? Pendekatan Anda terhadap manajemen risiko secara langsung memengaruhi pilihan strategi portofolio.

Toleransi risiko dan kapasitas risiko tidaklah sama, tetapi keduanya saling memengaruhi.

Toleransi adalah kesediaan untuk mengambil risiko, sedangkan kapasitas adalah kemampuan untuk menghadapi kerugian finansial tanpa memengaruhi gaya hidup atau tujuan seseorang secara signifikan.

Jangka waktu investasi juga penting — jangka waktu yang lebih panjang biasanya memberi investor lebih banyak waktu untuk pulih dari penurunan pasar dan menyiratkan toleransi risiko yang lebih besar.

Toleransi risiko konservatif

Investor-investor konservatif lebih memilih investasi yang lebih aman, seperti obligasi atau rekening tabungan. Mereka biasanya menghindari risiko yang signifikan dan memprioritaskan pelestarian modal: mereka sering memilih sertifikat deposito, obligasi, dan sarana investasi yang lebih likuid.

Toleransi risiko moderat

Investor moderat bersedia mengambil sedikit risiko untuk hasil yang lebih baik, tetapi tetap lebih memilih pendekatan yang seimbang antara pertumbuhan dan keamanan: struktur portofolio 60/40 atau 50/50 biasanya sesuai. Struktur 60/40 dapat mencakup 60% saham dan 40% obligasi atau 30% obligasi dan sisanya dalam bentuk kas atau aset setara kas.

Toleransi risiko agresif

Investor agresif merasa nyaman dengan risiko besar untuk potensi imbal hasil yang lebih tinggi dan sering berinvestasi besar-besaran di saham atau aset dengan pertumbuhan tinggi. Mungkin hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada obligasi dalam portofolionya.

Cara menentukan tingkat toleransi risiko Anda

Langkah pertama di sini adalah menentukan tujuan Anda. Untuk apa Anda menabung? Apa jangka waktu terbaik untuk tujuan Anda?

Secara umum, jangka waktu yang lebih panjang memungkinkan Anda mengambil risiko lebih besar, karena Anda memiliki lebih banyak waktu untuk pulih dari potensi kerugian, tetapi ketika semakin dekat dengan tujuan, sebaiknya Anda menurunkan risiko dan mengambil langkah-langkah tambahan untuk melindungi aset.>

Cara deposit di FBS

Cara membangun portofolio investasi

Berinvestasi adalah langkah penting untuk mencapai keamanan finansial dan mengembangkan kekayaan Anda seiring berjalannya waktu. Membangun portofolio investasi yang sesuai dengan kebutuhan dan toleransi risiko Anda sangat penting untuk kesuksesan jangka panjang, bukan hanya untuk mendapatkan keuntungan saat ini. Baik Anda baru mengenal investasi atau ingin menyempurnakan strategi, mengikuti pendekatan terstruktur dapat membuat prosesnya lebih mudah dan efektif. Berikut ini adalah panduan lima langkah mudah tentang cara membuat portofolio investasi individu.

Tentukan bantuan yang Anda inginkan

Langkah pertama dalam membangun portofolio investasi adalah memutuskan panduan yang Anda butuhkan atau inginkan. Ada banyak pilihan — mulai dari mengelola investasi Anda sepenuhnya sendiri, hingga mencari nasihat profesional. Ingat, selalu ada kombinasi dari keduanya.

  • Investasi mandiri cocok untuk orang yang percaya diri dengan pengetahuannya. Anda dapat melakukannya melalui akun broker online. Di satu sisi, Anda dapat mengelola investasi secara langsung dan menanggung biaya yang lebih rendah, tetapi di sisi lain, Anda membutuhkan waktu dan upaya untuk meneliti pasar dan memantau portofolio.

  • Penasihat keuangan atau bahkan robo-advisor dapat membantu jika Anda merasa sedikit bingung di dunia investasi. Manajer profesional menawarkan saran yang dipersonalisasi, sementara robo-advisor menggunakan algoritma untuk membuat dan mengelola portofolio berdasarkan tujuan dan toleransi risiko Anda. Tentu saja, layanan ini dikenai biaya, tetapi dapat membantu pemula atau orang yang memiliki situasi keuangan yang rumit.

Pilih akun yang sesuai dengan tujuan Anda

Tujuan investasi Anda adalah hal utama yang harus dipertimbangkan saat membangun portofolio. Akun yang berbeda cocok untuk tujuan yang berbeda:

  • Akun pensiun, seperti 401(k) atau IRA (roth atau tradisional), memberikan keuntungan pajak untuk tabungan pensiun jangka panjang. Kontribusi dapat dikurangkan dari pajak atau tumbuh bebas pajak, tergantung pada jenis akun.

  • Akun pendidikan sangat cocok untuk tujuan yang berhubungan dengan pendidikan, dan akun, seperti rencana 529, di AS menawarkan manfaat pajak.

  • Akun broker kena pajak adalah pilihan yang baik jika Anda menginginkan lebih banyak fleksibilitas dalam hal penarikan dan kontribusi. Akun ini tidak memiliki batas kontribusi, tetapi sayangnya tidak memiliki keuntungan pajak.

Pilih investasi berdasarkan toleransi risiko Anda

Langkah selanjutnya adalah memilih aset yang sesuai dengan toleransi risiko Anda. Seberapa nyaman Anda dengan fluktuasi nilai aset?

  • Saham adalah investasi yang kuat: saham menawarkan potensi tinggi, tetapi memiliki risiko lebih besar. Saham ideal untuk tujuan jangka panjang, tetapi bersiaplah menghadapi volatilitas jangka pendek.

  • Obligasi cocok jika Anda lebih menyukai investasi berisiko rendah dan memprioritaskan pendapatan stabil melalui pembayaran bunga. Obligasi juga berfungsi sebagai elemen penstabil dalam portofolio.

  • Oleh karena secara default merupakan campuran aset, reksa dana dan ETF menyediakan diversifikasi instan. Reksa dana indeks dan ETF sangat populer karena biayanya yang relatif rendah dan eksposur pasar yang luas.

  • Opsi, seperti real estat, komoditas, atau mata uang kripto, disebut investasi alternatif. Ini dapat menambah keragaman tetapi sering kali memiliki risiko lebih tinggi. Pastikan Anda memiliki pengetahuan dan pengalaman yang dibutuhkan untuk berinvestasi di dalamnya.

Coba akun demo

Tentukan alokasi aset terbaik untuk Anda

Sekali lagi, campuran aset spesifik dalam portofolio Anda bergantung pada faktor-faktor yang disebutkan di atas: toleransi risiko, tujuan, dan jangka waktu investasi Anda. Namun, ingatlah bahwa keputusan-keputusan ini tidak bersifat permanen — tinjau portofolio secara teratur dan sesuaikan dengan kebutuhan Anda.

Alokasi aset melibatkan diversifikasi investasi Anda di berbagai kategori aset, biasanya mencakup saham, obligasi, dan instrumen pasar uang atau uang tunai. Strategi ini membantu menyeimbangkan risiko dan imbal hasil.

Di dalam kategori utama ini, ada beberapa kelompok:

  • Saham berkapitalisasi besar, menengah, dan kecil — saham dari perusahaan dengan kapitalisasi pasar lebih dari $10 miliar, antara $2 dan $10 miliar, dan di bawah $2 miliar. Saham berkapitalisasi kecil sering kali memiliki risiko lebih tinggi karena likuiditasnya lebih rendah.

  • Sekuritas internasional — investasi di perusahaan yang berkantor pusat dan diperdagangkan di luar negara Anda.

  • Pasar negara berkembang — sekuritas dari perusahaan-perusahaan di negara berkembang. Meskipun menawarkan potensi pertumbuhan yang tinggi, investasi ini memiliki risiko yang signifikan, termasuk risiko spesifik negara dan risiko likuiditas.

  • Sekuritas pendapatan tetap — obligasi korporasi atau pemerintah dengan pembayaran bunga tetap, baik secara berkala maupun pada saat jatuh tempo, bersama dengan pengembalian pokoknya. Efek ini tidak terlalu berisiko dan tidak terlalu fluktuatif dibandingkan saham.

  • Instrumen pasar uang — investasi utang jangka pendek, seperti surat utang negara (treasury bills), yang jatuh temponya satu tahun atau kurang.

  • DIRE (Dana Investasi Real Estat) — investasi dalam portofolio properti atau hipotek, yang memberikan eksposur ke pasar real estat.

Tujuan dari alokasi ini adalah untuk memenuhi imbal hasil yang diharapkan sambil meminimalkan risiko. Grafik di bawah ini menunjukkan potensi risiko dan imbal hasil untuk beberapa aset yang terdaftar.

1200x675_3_EN.png

Seimbangkan kembali portofolio investasi Anda sesuai kebutuhan

Membangun portofolio Anda bukanlah tugas yang bisa dilakukan sekali jadi. Ini membutuhkan pemeliharaan rutin, karena seiring waktu fluktuasi pasar dapat menggeser alokasi aset Anda dari rencana awal. Contohnya, jika saham berkinerja bagus, saham tersebut dapat mewakili persentase yang lebih besar dari portofolio daripada yang Anda rencanakan, sehingga meningkatkan risiko.

Penyeimbangan kembali melibatkan penyesuaian investasi Anda untuk mengembalikan alokasi target Anda. Caranya adalah:

  • Jual aset yang berkinerja baik dan investasikan kembali uangnya pada aset yang berkinerja buruk.

  • Tambahkan kontribusi baru ke kelas aset yang kurang terwakili untuk mendiversifikasi portofolio.

  • Kaji ulang alokasi jika situasi keuangan atau tujuan Anda berubah.

Tinjau ulang portofolio setidaknya setahun sekali atau setelah peristiwa besar dalam hidup Anda, seperti pernikahan, kelahiran anak, atau perubahan pekerjaan. Dan ingat — berinvestasi adalah maraton, bukan sprint.

9 kesalahan pengelolaan portofolio yang harus dihindari

1200x675_4_EN (2).png

Mengelola portofolio investasi sangat sulit — membutuhkan perencanaan yang matang, disiplin, dan kesadaran akan potensi jebakan. Jadi, apa saja kesalahan pengelolaan portofolio yang paling umum yang harus dihindari?

  1. Jika seseorang mulai berinvestasi tanpa tujuan dan rencana tertentu, ia mempertaruhkan uangnya. Kurangnya perencanaan menyebabkan strategi yang tidak fokus. Tip: jika Anda tidak yakin cara membuat rencana yang dapat diandalkan, mintalah saran dari seorang profesional.

  2. Portofolio tidak terdiversifikasi atau kurang terdiversifikasi. Jangan memusatkan investasi di satu kelas aset, sektor, atau wilayah — misalnya, jangan menaruh semua uang Anda di saham teknologi, betapa pun menjanjikannya sektor tersebut. Bukan ide yang baik untuk menaruh semua telur Anda dalam satu keranjang, karena penurunan pasar di satu area dapat menyebabkan kerugian besar. Tip: lakukan diversifikasi lintas kelas aset (saham, obligasi, real estat), serta lintas sektor (teknologi, perawatan kesehatan, dll.), dan geografi (pasar domestik dan internasional).

  3. Masalah lainnya adalah diversifikasi yang berlebihan. Ya, ini juga bisa menjadi masalah. Diversifikasi sangat penting untuk manajemen risiko, tetapi bagaimana kita bisa mengetahui jika ini sudah berlebihan? Jangan menyebarkan uang Anda terlalu tipis di beberapa aset: hal ini dapat menurunkan potensi keuntungan. Tip: pilihlah sekuritas dalam jumlah wajar yang dapat Anda lacak dan kelola.

  4. Mungkin Anda tergoda untuk memanfaatkan pergerakan harga jangka pendek,, tetapi hal ini juga dapat menyebabkan trading berlebihan. Sering membeli dan menjual akan meningkatkan biaya transaksi, seperti biaya broker atau pajak, dan mempersulit Anda meraih hasil jangka panjang karena portofolio Anda terus berubah. Tip: batasi trading agar sesuai dengan penyeimbangan ulang strategis atau perubahan tujuan keuangan, dan hindari trading spekulatif jika Anda tidak memiliki pengalaman dan sumber daya yang memadai.

  5. Beberapa orang membiarkan emosi mereka memengaruhi pilihan investasi. Anda mungkin tahu contoh-contoh ini — mulai dari panik menjual saat pasar melemah hingga terikat secara emosional pada suatu aset untuk suatu alasan. Tip: tetaplah berpegang pada rencana investasi Anda yang telah dipikirkan dengan matang dan lakukan pembelian dan penjualan dengan kepala dingin.

  6. Bahkan investor berpengalaman pun sering kesulitan menentukan waktu pasar, jadi jangan coba-coba melakukan hal yang sama. Firasat bisa saja sesekali tepat, tetapi ada lebih banyak peluang kerugian daripada memprediksi perubahan pasar dengan benar. Tip: andalkan analisis dan saran profesional.

  7. Kurangnya pemantauan adalah kesalahan lain yang dilakukan banyak orang. Berinvestasi di suatu aset dan tidak memeriksanya setelah itu dapat merugikan Anda. Pasar berubah setiap saat, jadi investasi Anda perlu dipantau terus menerus. Tip: awasi investasi Anda sesering mungkin. Dengan demikian, portofolio Anda akan seimbang dan selaras dengan tujuan keuangan.

  8. Aset likuid dengan imbal hasil rendah dan likuiditas tinggi, seperti uang tunai dan aset setara uang tunai cukup aman, tetapi mungkin tidak dapat mengikuti inflasi, sehingga berinvestasi terlalu banyak di aset ini dapat menurunkan daya beli uang Anda seiring berjalannya waktu. Tip: alokasikan ke aset dengan potensi pertumbuhan, seperti saham, untuk mengungguli inflasi.

  9. Masalah lain yang dihadapi beberapa investor adalah mengabaikan implikasi pajak. Pajak keuntungan modal dapat mengurangi keuntungan bersih dari investasi Anda, dan perencanaan yang buruk dapat memicu kewajiban pajak yang tidak perlu. Tip: gunakan akun yang ditangguhkan pajaknya dan terapkan strategi hemat pajak, seperti memanen kerugian.

Daftar sekarang

Bagikan dengan teman: